Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang
terhormat para hadirin semua yang berbahagia.
Pertama-tama
kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan
karunia yang diberikan oleh-Nya kepada kita semua sehingga kita masih bisa
berkumpul pada hari ini ditempat yang berbahagia ini.
Saudara2
jamaah, kita hidup di dunia ini tidak sekemauan kita, nggak ngawur. Ada
norma-norma atau peraturan yang mengelilingi kita. Entah dari norma sosial,
norma adat istiadat, norma susila, ada juga yang namanya norma agama. Dalam Islam
sendiri, norma-norma agama tersebut sudah diatur sedemikianrupa dalam Al-Quran dan Al-Khadits sehingga tidak
ada alasan bagi kita untuk melanggarnya. Banyak sekali peraturan-peraturan yang
disebutkan dalam Al-Quran & Al-Khadits.
Seperti
yang kita ketahui bersama, dalam peraturan-peraturan Allah tersebut ada yang
namanya perintah, ada yang namanya larangan. Perintah, jika dikerjakan dengan
hati yang mantap dan ikhlas akan berpahala, dan jika kita abaikan dan tidak
ditaati akan mendapatkan dosa. Begitu juga dengan larangan-larangan, jika kita tidak
berusaha menjauhinya, malah kita “terobos” begitu saja, akan
mendatangkan dosa.
Saudara2
jamaah, khususnya teman-teman remaja/i semuanya, pasti pernah merasakan
getar-getar cinta yang merasuk kedalam jiwa dan raga, rasa cinta yang berjuta
rasanya. Insyaallah saya khusnudhon teman-teman semua pernah merasakannya.
Harus
kita ketahui bersama, di era “gaul” jaman sekarang ini pasti banyak sekali
hal-hal yang membuat kita tergoda untuk mencoba mendekati bahkan mengajak
berpacaran si doi. Entah
itu melalui media elekronik seperti handpone, android, Laptop, Notebook,
Tablet, dan teman-temannya, atau mungkin melalui social media, seperti
Facebook, Twitter, Line, Whatsap, Instagram, Siak NG, Keek, Skype, dan lain sebagainya. Banyak
banget yah ternyata. Atau melalui perkumpulan yang mengatasnamakan kata
“pertemanan”, itu bisa juga loh, jangan salah. Banyak perkumpulan2 pertemanan
seperti itu yang yang pada akhirnya punya ending pacaran antar
“anggota”.
So, kita harus berusaha menghindari hal-hal tersebut. Bukannya tidak boleh merasakan yang namanya cinta,
bukannya kita tidak boleh bergaul atau berteman, hanya saja ada batasannya.
Kita tetap harus menjaga diri jangan sampai rasa cinta kita itu menguasai akal
kita dan membelokkan kita atau menjerumuskan kita ke dalam pelanggaran yang
berakibat dosa.
Contohnya saja handphone, yang biasanya
dimanfaatkan oleh para kaula muda untuk telepon-an, SMS-an, dan internet-an.
Ada cuplikan tulisan dari sebuah buku motivasi yang
pernah saya baca, judulnya “Grafik Pacaran”:
Dari lirikan, Berlanjut chattingan
Terus SMS-an untuk ketemuan
Akhirnya jadian ...
Ngakunya temenan
Tapi seringnya berduaan
Awalnya curhatan
Tapi dibungkus perhatian, pujian, dan traktiran
Akhirnya jadi kepikiran, Unjungnya ketagihan ...
Syaitan tak tinggal diam
Dari hanya curhatan, akhirnya pegangan
Dari pegangan, berani pelukan
Sampai ciuman di kesunyian
Akhirnya ... KELEWATAN
Na’udzubillahi min dzalik!
Ada yang mengelak, “Saya SMS ‘kan mau nanya pelajaran”.
“Saya buka internet ‘kan mau cari tugas”. Boleh telepon, boleh SMS, boleh searching
di internet. Yang tidak boleh itu (yang dilarang itu) adalah telepon2-an,
SMS2-an dan internet2-an yang menjerumuskan pada pelanggaran dan ujung-ujungnya
terjadi pelanggaran had, terjadi zina, na’udzubillahi min dzalik!.
14 abad silam Rasulullah SAW telah menceritakan
berbagai bentuk kerusakan yang akan terjadi pada zaman akhir. Salah satu sabda
Rasulullah SAW dalam HR Bukhori yang artinya:
Sesungguhnya sebagian dari tanda-tanda kiamat adalah
banyak kebodohan, diangkatnya (dicabutnya) ilmu, banyak perzinaan, banyak
minuman keras, dan sedikit laki-laki serta banyak perempuan sehingga 50 orang
perempuan diramut satu orang laki-laki.
Tanda-tanda hari akhir ini sudah mulai terlihat. Mulai
dari minum-minuman keras, jumlah laki-laki lebih sedikit daripada perempuan,
sampai tersebarnya zina dimana-mana.
Pada zaman akhir ini banyak orang tidak malu-malu lagi
melakukan perbuatan maksiat termasuk zina. Zina tidak lagi dianggap sebagai
sesuatu yang hina dan memalukan. Hal ini dikarenakan banyaknya tontonan zina
dan banyaknya orang yang berzina. Memang, jika dibandingkan di negara barat,
mungkin belumlah separah disana, namun tidak menutup kemungkinan kejadian-kejadian
yang ada di negara barat pun akan terjadi di sini.
Zina merupakan perbuatan yang tidak dibenarkan dari
segi norma-norma manapun, entah itu norma sosial, susila, adat istiadat,
lebih-lebih norma agama. Maka Allah SWT mengingatkan dengan tegas agar
hamba-Nya terhindar dari perzinaan, seperti dalam firman-Nya dalam surat Al –
Isra : 32 yang artinya:
Dan jangannlah kalian mendekati zina, karena
sesungguhnya zina itu adah perbuatan yang keji dan seburuk-buruknya jalan (yang
ditempuh oleh manusia).
Mendekati saja tidak boleh, lebih-lebih melakukannya.
Hukumnya sangat HARAM!.
Selain zina, masih ada banyak lagi perbuatan-perbuatan
maksiat yang berawal dari sebuah handphone.
Dari pada akhir cerita pedekate kita berakhir dengan
pelanggaran had, kenapa tidak menikah saja?.
“Umur belum cukup”. “Nggak ada biaya”. ”Belum siap
mental”. Alasan-alasan tersebut sebenarnya hanya alibi. Lah! Kalau tidak siap,
kenapa sudah pedekate duluan?
Dalam memilih pasangan pun kita juga tidak boleh
sembarangan, tapi tidak juga terlalu pilih-pilih. Bagi laki2 muslim hanya
wanita2 muslimah sajalah yang boleh dia nikahi. Begitu juga sebaliknya. Para
wali hendaknya menikahkan anak2 perempuan mereka dengan laki2 muslim. Seperti
yang terdapat dalam surat Albaqarah ayat 221:
Artinya : “Dan janganlah kalian (laki2 muslim) menikahi wanita-wanita musyrik,
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak wanita yang mukmin lebih baik dari
wanita musyrik, walaupun mereka itu mengherankan. Dan janganlah kalian (wali)
menikahkan anak2 perempuan kalian (yg iman) dengan orang-orang musyrik sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya budak laki2 yang mukmin lebih baik dari orang
musyrik, walaupun mereka itu mengherankan. Demikian itu mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka
mengambil peringatan.”
Dari ayat
diatas saja sudah jelas bahwa orang2 muslim tidak boleh/dilarang menikahi
orang2 musyrik. Zaman dulu orang musyrik itu beberapa diantaranya adalah orang2
yahudi dan nasrani.
Ada cerita
ketika zaman Nabi Muhammad SAW yang juga diyakini sebagai asbabul nuzul dari
ayat tadi. Cerita singkatnya yaitu ”Seorang
sahabat bernama Martsad bin Abi Murtsid pernah didatangi bekas orang yang
pernah dicintainya dulu waktu di zaman jahiliyah (namanya Anaq). Wanita itu
lalu minta untuk dizinahi. Martsad segera menjawab: Wah, itu tidak mungkin,
sebab saya sudah masuk Islam, dan Islam telah menjadi penghalang di antara
kita. Lalu wanita itu minta agar dinikahi saja. Martsad berkata: kalau begitu
saya akan menemui Rasulullah dulu. Lalu turunlah ayat di atas.”
Begitulah
jodoh, hanya Allah yang tahu. Tugas kita hanya berdoa pada-Nya, untuk menjaga
jodoh yang kelak akan menjadi pendamping hidup kita. Lalu tentu saja, jika
sudah siap, berikhtiarlah untuk menjemput jodoh.
Jodoh itu bukan
masalah “siapa” dan “kapan”, tetapi masalah jodoh itu adalah “bagaimana” ...
Bagaimana
cara kita menjemput jodoh kita, karena jodoh ada di tangan Allah. Dan selamanya
akan ada di tangan Allah jika kita tidak menjempunya. Iya nggak?
Sekian
pidato dari saya, banyak kurangnya saya minta maaf yang sebersar-besarnya. Ada
sedikit pesan dari saya:
Bukan
titik yang menjadikan tinta
Tapi
tintalah yang menjadikan titik
Bukan
cantik yang menjadikan cinta
Tapi
cintalah yang menjadikan cantik
Alhamdulillahi
jaza kumullahu khaira.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar