Selasa, 29 Oktober 2013

Pidato: Surah Al - Baqarah ayat 221




Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang terhormat para hadirin semua yang berbahagia.
Pertama-tama kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan karunia yang diberikan oleh-Nya kepada kita semua sehingga kita masih bisa berkumpul pada hari ini ditempat yang berbahagia ini.
Saudara2 jamaah, kita hidup di dunia ini tidak sekemauan kita, nggak ngawur. Ada norma-norma atau peraturan yang mengelilingi kita. Entah dari norma sosial, norma adat istiadat, norma susila, ada juga yang namanya norma agama. Dalam Islam sendiri, norma-norma agama tersebut sudah diatur sedemikianrupa  dalam Al-Quran dan Al-Khadits sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk melanggarnya. Banyak sekali peraturan-peraturan yang disebutkan dalam Al-Quran & Al-Khadits.
Seperti yang kita ketahui bersama, dalam peraturan-peraturan Allah tersebut ada yang namanya perintah, ada yang namanya larangan. Perintah, jika dikerjakan dengan hati yang mantap dan ikhlas akan berpahala, dan jika kita abaikan dan tidak ditaati akan mendapatkan dosa. Begitu juga dengan larangan-larangan, jika kita tidak berusaha menjauhinya, malah kita “terobos” begitu saja, akan mendatangkan dosa.
Saudara2 jamaah, khususnya teman-teman remaja/i semuanya, pasti pernah merasakan getar-getar cinta yang merasuk kedalam jiwa dan raga, rasa cinta yang berjuta rasanya. Insyaallah saya khusnudhon teman-teman semua pernah merasakannya.
Harus kita ketahui bersama, di era “gaul” jaman sekarang ini pasti banyak sekali hal-hal yang membuat kita tergoda untuk mencoba mendekati bahkan mengajak berpacaran si doi. Entah itu melalui media elekronik seperti handpone, android, Laptop, Notebook, Tablet, dan teman-temannya, atau mungkin melalui social media, seperti Facebook, Twitter, Line, Whatsap, Instagram, Siak  NG, Keek, Skype, dan lain sebagainya. Banyak banget yah ternyata. Atau melalui perkumpulan yang mengatasnamakan kata “pertemanan”, itu bisa juga loh, jangan salah. Banyak perkumpulan2 pertemanan seperti itu yang yang pada akhirnya punya ending pacaran antar “anggota”.
So, kita harus berusaha menghindari hal-hal tersebut. Bukannya tidak boleh merasakan yang namanya cinta, bukannya kita tidak boleh bergaul atau berteman, hanya saja ada batasannya. Kita tetap harus menjaga diri jangan sampai rasa cinta kita itu menguasai akal kita dan membelokkan kita atau menjerumuskan kita ke dalam pelanggaran yang berakibat dosa.
Contohnya saja handphone, yang biasanya dimanfaatkan oleh para kaula muda untuk telepon-an, SMS-an, dan internet-an.
Ada cuplikan tulisan dari sebuah buku motivasi yang pernah saya baca, judulnya “Grafik Pacaran”:

Dari lirikan, Berlanjut chattingan
Terus SMS-an untuk ketemuan
Akhirnya jadian ...
Ngakunya temenan
Tapi  seringnya berduaan
Awalnya curhatan
Tapi dibungkus perhatian, pujian, dan traktiran
Akhirnya jadi kepikiran, Unjungnya ketagihan ...

Syaitan tak tinggal diam
Dari hanya curhatan, akhirnya pegangan
Dari pegangan,  berani pelukan
Sampai ciuman di kesunyian
Akhirnya ... KELEWATAN
Na’udzubillahi min dzalik!


Ada yang mengelak, “Saya SMS ‘kan mau nanya pelajaran”. “Saya buka internet ‘kan mau cari tugas”. Boleh telepon, boleh SMS, boleh searching di internet. Yang tidak boleh itu (yang dilarang itu) adalah telepon2-an, SMS2-an dan internet2-an yang menjerumuskan pada pelanggaran dan ujung-ujungnya terjadi pelanggaran had, terjadi zina, na’udzubillahi min dzalik!.
14 abad silam Rasulullah SAW telah menceritakan berbagai bentuk kerusakan yang akan terjadi pada zaman akhir. Salah satu sabda Rasulullah SAW dalam HR Bukhori yang artinya:

Sesungguhnya sebagian dari tanda-tanda kiamat adalah banyak kebodohan, diangkatnya (dicabutnya) ilmu, banyak perzinaan, banyak minuman keras, dan sedikit laki-laki serta banyak perempuan sehingga 50 orang perempuan diramut satu orang laki-laki.

Tanda-tanda hari akhir ini sudah mulai terlihat. Mulai dari minum-minuman keras, jumlah laki-laki lebih sedikit daripada perempuan, sampai tersebarnya zina dimana-mana.
Pada zaman akhir ini banyak orang tidak malu-malu lagi melakukan perbuatan maksiat termasuk zina. Zina tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang hina dan memalukan. Hal ini dikarenakan banyaknya tontonan zina dan banyaknya orang yang berzina. Memang, jika dibandingkan di negara barat, mungkin belumlah separah disana, namun tidak menutup kemungkinan kejadian-kejadian yang ada di negara barat pun akan terjadi di sini.
Zina merupakan perbuatan yang tidak dibenarkan dari segi norma-norma manapun, entah itu norma sosial, susila, adat istiadat, lebih-lebih norma agama. Maka Allah SWT mengingatkan dengan tegas agar hamba-Nya terhindar dari perzinaan, seperti dalam firman-Nya dalam surat Al – Isra : 32 yang artinya:

Dan jangannlah kalian mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adah perbuatan yang keji dan seburuk-buruknya jalan (yang ditempuh oleh manusia).

Mendekati saja tidak boleh, lebih-lebih melakukannya. Hukumnya sangat HARAM!.
Selain zina, masih ada banyak lagi perbuatan-perbuatan maksiat yang berawal dari sebuah handphone.
Dari pada akhir cerita pedekate kita berakhir dengan pelanggaran had, kenapa tidak menikah saja?.
“Umur belum cukup”. “Nggak ada biaya”. ”Belum siap mental”. Alasan-alasan tersebut sebenarnya hanya alibi. Lah! Kalau tidak siap, kenapa sudah pedekate duluan?
Dalam memilih pasangan pun kita juga tidak boleh sembarangan, tapi tidak juga terlalu pilih-pilih. Bagi laki2 muslim hanya wanita2 muslimah sajalah yang boleh dia nikahi. Begitu juga sebaliknya. Para wali hendaknya menikahkan anak2 perempuan mereka dengan laki2 muslim. Seperti yang terdapat dalam surat Albaqarah ayat 221:

Artinya : “Dan janganlah kalian (laki2 muslim) menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak wanita yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun mereka itu mengherankan. Dan janganlah kalian (wali) menikahkan anak2 perempuan kalian (yg iman) dengan orang-orang musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak laki2 yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun mereka itu mengherankan. Demikian itu mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil peringatan.”

Dari ayat diatas saja sudah jelas bahwa orang2 muslim tidak boleh/dilarang menikahi orang2 musyrik. Zaman dulu orang musyrik itu beberapa diantaranya adalah orang2 yahudi dan nasrani.
Ada cerita ketika zaman Nabi Muhammad SAW yang juga diyakini sebagai asbabul nuzul dari ayat tadi. Cerita singkatnya yaitu ”Seorang sahabat bernama Martsad bin Abi Murtsid pernah didatangi bekas orang yang pernah dicintainya dulu waktu di zaman jahiliyah (namanya Anaq). Wanita itu lalu minta untuk dizinahi. Martsad segera menjawab: Wah, itu tidak mungkin, sebab saya sudah masuk Islam, dan Islam telah menjadi penghalang di antara kita. Lalu wanita itu minta agar dinikahi saja. Martsad berkata: kalau begitu saya akan menemui Rasulullah dulu. Lalu turunlah ayat di atas.

Begitulah jodoh, hanya Allah yang tahu. Tugas kita hanya berdoa pada-Nya, untuk menjaga jodoh yang kelak akan menjadi pendamping hidup kita. Lalu tentu saja, jika sudah siap, berikhtiarlah untuk menjemput jodoh.
Jodoh itu bukan masalah “siapa” dan “kapan”, tetapi masalah jodoh itu adalah “bagaimana” ...
Bagaimana cara kita menjemput jodoh kita, karena jodoh ada di tangan Allah. Dan selamanya akan ada di tangan Allah jika kita tidak menjempunya. Iya nggak?

Sekian pidato dari saya, banyak kurangnya saya minta maaf yang sebersar-besarnya. Ada sedikit pesan dari saya:

Bukan titik yang menjadikan tinta
Tapi tintalah yang menjadikan titik
Bukan cantik yang menjadikan cinta
Tapi cintalah yang menjadikan cantik

Alhamdulillahi jaza kumullahu khaira.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar